PROSPEK UKM DALAM ERA PERDAGANGAN
BEBAS DAN GLOBALISASI DUNIA
Bagi setiap unit usaha dari semua skala dan di semua sektor ekonomi, era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian dunia di satu sisi akan menciptakan banyak kesempatan. Namun disisi lain juga menciptakan banyak tantangan yang apabila tidak dapat dihadapi dengan baik akan menjelma sebagai ancaman.bentuk kesempatan dan tantangan yang akan muncul tentu akan berbeda menurut jenis kegiatan ekonomi yang berbeda. Globalisasi perekonomian dunia juga memperbesar ketidakpastian terutama karena semakin tingginya mobilisasi modal, manusia, dan sumber daya produksi lainnya serta semakin terintegrasinya kegiatan produksi, investasi, dan keuangan antar Negara yang antara lain dapat menimbulkan gejolak-gejolak ekonomi disuatu wilayah akibat pengaruh langsung dari ketidakstabilan ekonomi diwilayah lain.
PEMBAHASAN
Sifat alami dari keberadaan UKM
Data mengenai jumlah UKM yang disajikan di atas menunjukkan bahwa jumlah
UKM bertambah terus setiap tahun, terkecuali tahun 1998, pada saat banyak
perusahaan dari semua skala usaha menghentikan kegiatan produksi mereka karena
krisis ekonomi. Berdasarkan data tersebut, dapat diperkirakan bahwa jumlah UKM
sekarang dan tahun-tahun berikutnya akan terus meningkat. Dengan kata lain,
tidak ada alasan kuat untuk memprediksi bahwa tahun 2003 dan seterusnya
jumlah UKM akan berkurang, tentu dengan asumsi bahwa krisis ekonomi seperti
yang terjadi pada tahun 1998 tidak terjadi lagi. Itupun jika diperhatikan, dampak
krisis tersebut berbeda terhadap skala usaha yang berbeda, laju pertumbuhan
negatif dari jumlah UK lebih kecil dibandingkan apa yang dialami oleh UM dan
UB. Perbedaan ini di satu sisi memberi suatu kesan bahwa pada umumnya UK lebih
“ tahan banting” dibandingkan dua kelompok usaha lainnya itu dalam menghadapi
suatu gejolak ekonomi, dan di sisi lain menimbukann suatu pertanyaan , kenapa
di dalam UKM itu sendiri ada perbedaan antara UK dan UM dalam kemampuan
menhadapi suatu krisis ekonomi ?
Implikasi dari sifat alami ini berbeda dengan UM dan UB. UK sebenarnya
tidak terlalu tergantung pada fasilitas-fasilitas dari pemerintah termasuk
skim-skim kredit murah. Banyak study yang menunjukkan bahwa ketergantungan UK
terhadap modal dari sumber-sumber informal jauh lebih besar daripada terhadap
kredit perbankan karena berbagai alasan. Memang disatu sisi , karena kebanyakan
UK di Indonesia tidak menggunakan L professional dan tidak memakai mesin dan
alat-alat produksi modern, daya saing UK Indonesia lebih rendah dibandingkan
daya saing dari UK di Negara-negara seperti Taiwan, singapura, jepang, dan
korea selatan.akan tetapi, di sisi lain UK di Indonesia tetap survive dan
bahkan jumlahnya bertambah terus setiap tahun.
Dari sisi permintaan, salah satu dampak negatif dari krisis ekonomi tahun
1998 yang sangat nyata adalah merosotnya tingkat pendapatan riil masyarakat per
kapita.penurunan pendapatan ini juga berarti penurunan permintaan agregat, baik
terhadap produk-produk buatan dalam negeri maupun M yang selanjutnya berdampak negatif
terhadap pertumbuhan kegiatan-kegiatan ekonomi didalam negeri. Seperti telah
dijelaskan diatas, UK di Indonesia di dominasi oleh usaha-usaha tradisional
yang membuat produk-produk sederhana atau inferior, yakni
produk-produk yang elastisitas pendapatan dari permintaannya negatif atau
positif, tetapi lebih kecil daripada satu. Artinya, jika pendapatan meningkat,
permintaan terhadap produk-produk UK menurun atau meningkat namun dalam satu
persentase yang lebih kecil dari pada persentase perubahan pendapatn
tersebut.jadi, selama krisi ekonomi, kemungkinan besar telah terjadi suatu
transformasi permintaan dari barang-barang ferior yang dibuat oleh UM atau UB
atau M ke barang-barang inferior buatan UK.
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat dipahami kenapa UK di Indonesia hingga
saat ini tetap ada, bahkan jumlahnya terus bertambah walaupun mendapat
persaingan ketat dari UM, UB dan dari produk-produk M , serta iklim berusaha
yang selama ini terlalu kondusif akibat kebijakan-kebijakan pemerintah yang
dalam prakteknya tidak terlalu”pro” UK.sesuai sifat alaminya seperti yang
dibahas diatas, keberadaan UK di Indonesia erat kaitannya dengan kemiskinan,
baik dari sisi pasar L maupun sisi pasar output.
Kemampuan UKM
Dalam era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomiian dunia, kemajuan
T, penguasaan ilmu pengetahuan, dan kualitas SDM yang tinggi merupakan tiga
faktor keunggulan kompetitif yang akan menjadi dominan dalam menentukan bagus
tidaknya prospek dari suatu usaha. Dengan kata lain, walaupun UKM Indonesia punya
banyak keunggulan komperatif dibandingkan UB seperti potensi pasar domestik
yang besar , padat karya, dan ketergantungan pada M yang rendah, namun akan
sulit bertahan atau berkembang jika pengusaha kecil dan menengah Indonesia
tidak memiliki ketiga keunggulan kompetitif tersebut . bahkan, UKM Indonesia
akan terancam tergusur dari segmen pasarnya sendiri oleh produk-produk M dengan
harga yang lebih murah dan kualitas nya serta disain yang lebih baik, seperti
yang terjadi sekarang dengan membanjirnya barang-barang dari cina sampai ke
pasar-pasar tradisional. Sayangnya ketiga faktor keunggulan kompetitif tersebut
masih merupakan kelemahan utama dari sebagian besae UKM di Indonesia.
Penutup
Didalam era perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian dunia, lingkungan
eksternal domestik dipengaruhi oleh tiga faktor penting, yang merupakan tiga
tantangan yang dihadapi oleh setiap perusahaan di Indonesia. Jika
perusahan-perusahaan di Indonesia tidak siap, tantangan-tantangan tersebut bisa
berubah menjadi empat ancaman. Ketiga faktor tersebut adalah sebagai berikut:
- Mampukah UKM meningkatkan ekspor ?
- Mampukah UKM bersaing dengan produk-produk M ?
- Mampukah Indonesia menciptakan lingkungan yang kondusif agar investasi dari luar, baik dalam bentuk investtasi langsung(PMA) atau investasi meningkat, dan dimanfaatkan oleh UKM sebagai salah satu sumber penting bagi perkembangan dan pertumbuhan usahanya(misalnya UKM menjadi industri pendukung atau subkontraktor bagi PMA) ?
Survei yang dilakukan HSBC menyatakan, 13 persen usaha kecil menengah (UKM)
Indonesia merencanakan menambah karyawan pada 2009 meski perekonomian 2009
cenderung menurun.
UKM melihat kebutuhan tenaga kerja saat ini dipergunakan sebagai persiapan
saat perekonomian menjadi membaik,* kata Kepala Divisi UKM HSBC Indonesia,
Steven Miller, akhir Januari lalu. Menurutnya, dari hasil survei menyatakan
bahwa 80 persen UKM akan mempertahankan pegawai dan hanya 7 persen yang
berencana untuk mengurangi jumlah pegawai.
Hasil survei menyatakan, dari 13 persen yang berencana menambah pegawai,
sekitar 11 persen berencana meningkatkan jumlah pegawa* hingga 20 persen, dua
persen berencana meningkatkan pegawai lebih dari 20 persen. Sementara dari 7
persen UKM yang mengurangi jumlah tenaga kerja, pengurangan sampai 20 persen pegawai
sekitar 6 persen dan hanya 1 persen yang mengurangi pegawai lebih dari 20
persen.
Artinya, persoalan sumber daya manusia (SDM) pun di tingkat UKM sama
peliknya dengan sebutlah, sebuah usaha besar. Sandiaga Uno mengatakan, SDM
adalah faktor penentu berhasil atau tidaknya suatu organisasi mencapai
tujuannya. Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Usaha Mikro, Kecil, Menengah
dan Koperasi itu, mengakui pula bahwa kultur UKM yang tidak profesional menjadi
kendala peningkatan kualitas SDM itu sendiri. “Rendahnya tingkat daya saing UKM
disebabkan kualitas SDM, katanya, prihatin.
Sandiaga menekankan, SDM yang baik dapat membantu UKM dalam menyerap
pengetahuan dan memenuhi kebutuhan pasar, serta dengan SDM yang berkualitas
dipastikan dapat meningkatkan kepercayaan perbankan atau lembaga keuangan lain
untuk memberikan kredit modal kepada UKM.
Banyak cara untuk meningkatkan kualitas SDM di UKM-UKM, antara lain dengan
peningkatan learning center dan pelatihan para pengusaha UKM atau Klinik Usaha,
serta sinergi antara penguasaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) serta
pengembangan SDM dan faktor kepemimpinan dalam UKM akan menjadikan UKM lebih
kuat dalam persaingan di dunia usaha lokal ataupun global.
Nama Anggota :
- Aldi Rivaldi
- Lia Astuti
- Venny Arifani
Referensi :
Tulus tambunan : perekonomian Indonesia
http://mariyammariya.blogspot.co.id/2015/04/prospek-ukm-dalam-era-perdagangan-bebas.html
No comments:
Post a Comment